Monday, October 09, 2006

Emosi Ibu Hamil

   Sebuah pertanyaan terlintas didalam pikiran aku hari ini,.... sebuah cerita yang harusnya tak ku tuangkan dalam tulisan tetapi sepertinya harus.... Entah kenapa keadaan keluarga sedang tidak kondusif, istri yang lebih sensitif karena sedang "Isi" dan anak pertamaku yang sedang tidak bisa diam dan bergajul sekali..... yang membuat batas kesabaranku hampir habis.

   Mungkin ini cobaan didalam saum-ku, dengan begitu aku akan naik kelas menuju kekelas yang lebih tinggi, tapi jujur saja, aku sangat sedih dengan keadaanku ini. saat ini aku sangat strees memikirkan keadaan dan apa yang harus aku lakukan dengan semua ini, tetapi aku akan terus bersabar.... bersabar sampai semuanya menjadi normal kembali.....

   Apakah pembawaan dari kehamilan

   dibawah ini ada artikel mengenai emosi ibu hamil....... semoga membantu rekan-rekan yang sedang mengalami kondisi yang sama dengan ku

Kehamilan Istri Jangan Jadi Kecemasan Suami

Kehamilan istri, di satu sisi bisa menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang calon ayah, apalagi yang baru pertama mengalaminya. Namun kadang, di sisi lain, kecemasan senantiasa menghantui pikiran seorang suami, berkaitan dengan keadaan istri tercinta, Bagaimana mengantisipasi perasaan cemas dan kekhawatiran selama istri hamil. Berikut tips untuk calon ayah.

Seribu satu perasaan bergemuruh di dada seorang suami ketika pertama kali mendengar istri hamil. Sebagai calon ayah, perasaan itu tentu tak jauh beda dengan yang dialami istri sebagai calon ibu. Bahagia, cemas, bangga, bingung, bercampur menjadi satu.

Di sisi lain, istri yang baru pertama hamil, sangat membutuhkan poerhatian lebih dari suami. Kalau bisa, maunya setiap saat dimanja-manja atau diperhatikan lebih dari biasanya. Terlebih di saat hamil, biasanya calon ibu sringkali mengalami gejolak perubahan emosi yang sering membuatnya tidak merasa nyaman, hingga sedikit besar perhatian suami akan sangat berarti bagi istri.

Bagi seorang suami sekaligus calon ayah dari janin yang dikandung istri, perasaan harus diteguhkan senantiasa pada realitas bahwa sebentar lagi akan hadir seorang jabang bayi dalam bahtera rumah tangganya. Hal ini berarti akan menambah daftar tanggung jawan, mulai dari segi finansial hingga tuntutan perilaku selayaknya seorang ayah yang baik. Hal itu tentu sudah menjadi sebuah kecemasan tersendiri.

Kecemasan lainnya juga berasal dari kondisi fisik istri dan calon bayi dalam kandungan, disamping kecemasan lainnya seperti rusaknya hubungan suami istri akibat peran baru yang akan disandang.

Beban yang dirasakan calon ayah ini akan bertambah ketika disadari bahwa perasaannya akan tersebut akan berbenturan dengan norma-norma yang berlaku di sekitar lingkungannya, yakni ketika diharapkan ketegaran sebagai seorang pria yang akan menjadi seorang ayah

Acapkali seorang suami tidak mampu meredam balik perasaan dan gejolak istri dalam masa kehamilan dan berkibat pada terganggunya suami dalam keadaan fisiknya seperti kram kaki, mual hingga mengidam hal-hal yang tidak masuk akal. Dalam hal ini, seorang ayah telah masuk dalam daftar pria yang mengalami Sympathetic Pregnancy Sympton. Gejala ini, tidak lain adalah ekspresi dari kecemasan suami terhadap kehamilan istrinya.

Tak berbeda dengan suami, istri pun mengalami perasan cemas yang hampir sama. terlebih istri mengalami langsung gejolak perasaan yang silih berganti seperti bahagia, tertekan hingga menangis tersedu-sedu dalam waktu yang relatif.

Menurut kajian para ahli kebidanan dan psikologi, apa yang dialami seorang calon ibu berkaitan dengan kondisi psikologisnya yang naik turun tersebut, adalah wajar. Untuk mengatasinya, sebaiknya pasangan suami istri senantiasa berbagi rasa satu dengan lainnya berkaitan dengan segala perasaan yang timbul. Keterbukaan yang terjalin dalam menghadapi saat-saat yang mneegangkan sekaligus menggembirakan tersebut, akan memudahkan keduanya dalam menghadapi masa selama kehamilan.

Dengan berbagi rasa, seorang calon ayah akan mencoba mengerti dan ikut merasakan apa yang dialami seorang istri yang sedang mengandung.

Namun sayangnya, dalam hal ini, tidak semua istri mau terbuka terhadap apa yang mereka rasakan. Beberapa calon ibu justru lebih senang berbagi rasa dengan sesama teman perempuannya. Tindakan ini, tentunya seringkali membuat calon ayah merasa terasingkan.

Untuk peristiwa seperti itu, sebaiknya seorang suami bersabar dan bisa menjadi pendengar yang baik, teman setia serta selalu ada jika dibutuhkan.

Ketegangan akan terus berlangsung mewarnai kebahagiaan yang makion jelas dirasakan menjelang hari-hari kelahiran si jabang bayi.

Karenanya, di hari-hari menjelang kelahiran bayi, sebaiknya seorang calon ayah sedikit mengurangi kesibukannya atau sebisa mungkin meluangkan waktu dalam mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan bila istri hendak melahirkan nanti. Beberapa hal yang bisa dipersiapkan bersama anatara suami istri, diantaranya menyiapkan kamar untuk calon bayi, perlengkapan bayi, mempersiapkan tas untuk di bawa istri ke rumah sakit terdekat, menyiapkan sarana transportasi untuk membawa istri ke rumah sakit atau bidan terdekat serta mendaftarkan jauh hari sang istri kepada klinik atau rumah sakit terdekat untuk melahirkan.

Namun yang tak kalah pentingnya sebelum peristiwa melahirkan terjadi, seorang suami diharapkan cermat memperhatikan keadaan istrinya yang tengah hamil, seperti senantiasa memperhatikan apa yang dimakan istri, memperhatikan juga jika, misalnya, terdapat bercak merah pada roknya. Bukan tidak mungkin bercak merah tersebut menandakan kelahiran jabang bayi semakin dekat atau telah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebelum kelahiran jabang bayi.

Hal lainnya, sebaiknya seorang calon ayah juga mulai menentukan apakah ia akan turut serta ke ruang persalinan atau tidak, menemani istri. Semuanya tergantung pada kesiapan mental dan fisik calon ayah. Dalam hal ini, jangan terlalu memaksakan untuk menemani istri melahirkan, meski itu lebih baik bagi kondisi kejiwaan istri. Yang terpenting adalah, doa dan usaha seorang suami sebelum dan sesudah istri melahirkan.

Setelah semua proses persiapan lahir bathin dilampaui, termasuk kelahiran sang jabang bayi, selamat karena saatnya kini peran beru sebagai seorang ayah akan dilalui. Dalam keadaan ini, tetaplah memperhatikan keadaan istri, termasuk bahu membahu menjaga dan mengasuh anak yang kini hadir dan menjadi anggota baru keluarga

taken from : sehatgroup

No comments: