Friday, April 20, 2007

jika esok tak pernah datang

Oleh Bayu Gawtama

Setiap bangun tidur dan membuka mata, yang terucap adalah kalimat syukur bahwa Allah masih mengizinkan diri ini kembali melihat fajar. Merasai hembusan angin pagi yang menerobos celah jendela, dan menjumpai semua yang semalam terlihat sebelum mata terpejam masih seperti sedia kala, tidak ada yang berubah.

Kemudian melangkahlah dengan iringan doa di gerbang mungil menuju arena perjuangan kehidupan. Dengan tuntunan-Nya lah diri ini tak melangkah ke jalan yang salah, tak menjamah yang bukan hak, tak melihat yang dilarang, tak memamah yang tak halal, tak mendengar yang batil, dan tak banyak melakukan yang sia-sia. Karena setiap waktu yang terlewati pasti akan ditagih tanggungjawabnya. Lantaran semua jalan yang dilalui akan dimintai kesaksiannya atas diri ini. Dan sebab seluruh indera ini akan diminta bicara tentang apa-apa yang pernah tercipta.

Hari ini, masih ada lalai terbuat. Masih juga lengah sehingga khilaf tercipta. Meski segunung tausyiah pernah didengar, mulut ini masih terselip berucap dusta, saringan telinga ini tetap tak mampu membendung suara-suara melenakan, dan masih saja ada perbuatan yang salah, walau itu dalam bingkai alpa. Padahal, di setiap terminal ruhiyah, sedikitnya lima kali sehari lidah ini berucap, tangan ini tertengadah, dan mata menitikkan butir bening, seraya memohon perlindungan dari Allah dijauhkan dari salah dan dosa.
Tetapi, masih juga langkah ini menuju arah yang sesat.

Setiap hari menangis, setiap hari meminta ampunan, setiap hari berbuat salah. Hari ini mencipta dosa, esok sibuk bersujud, meluluhkan air mata, menyusun kalimat doa, menganyam pinta semoga Allah menghapusnya dalam sekejap. Detik ini berbuat salah, terlalu lama menghapusnya, bahkan kadang lupa. Padahal, bisa saja sedetik kemudian diri ini tak lagi sempat memohon ampunan. Lupakah bahwa waktu sangat cepat berlalu. Lupakah pula bahwa menyesal di akhirat hanyalah kesiaan yang nyata?

Bagaimana jika hari esok tak pernah datang, padahal baru saja seharian ini berenang di lautan dosa. Padahal belum sempat menghapus noda hari ini, kemarin, sepekan yang lalu, setahun lalu, dan bertahun-tahun yang lalu.
Bagaimana jika Allah tak berkenan membukakan mata kita setelah sepanjang malam terlelap? bagaimana jika perjumpaan dan canda riang bersama keluarga semalam adalah yang terakhir kalinya. Ketika esok harinya ruh ini melihat seluruh keluarga menangisi jasad diri yang terbujur kaku berkafan putih.

Bagaimana jika matahari esok terbit dari barat, tak seperti biasanya dari timur? Padahal hari ini lupa menyebut nama-Nya. Padahal di hari ini, belum sempat mengunjungi satu persatu keluarga, kerabat, sahabat, tetangga, dan orang-orang yang pernah tersakiti oleh lidah dan tindakan kita. Sudah terlalu lama tak mencium kaki orang tua mencari keridhaannya, walau tak terhitung salah diri. Belum lagi sempat berderma, setelah derma kecil beberapa tahun lalu yang sering kita banggakan.

Dan jika memang esok tak pernah datang. Sungguh celakalah diri ini.
Benar-benar celaka, bila belum sempat mencuci dosa sepanjang hidup. Bila belum mendengar ungkapan maaf dari orang-orang yang pernah terzalimi, bila belum menyisihkan harta yang menjadi hak orang lain, bila belum sempat meminta ampun atas segala salah dan khilaf yang tercipta.

Maka, saat pagi ini Allah masih memperkenankan diri menikmati fajar, mulaikan hari dengan kalimat, "terima kasih, Allah" (Gaw)

http://www.eramuslim.com

Tuesday, April 03, 2007

Happy Birthday Mazz Odi

Senin kemarin 2 April 2007 tepat berumur 8 tahun anak pertama-ku.... Iya Fiody senoaji berumur 8 Tahun walau diakte kelahirannya dia baru berumur 7 tahun.

Sebenernya Mazz Odi dach minta HP sebagai kado Ultah-nya kepada Aku dan Mami-nya, tetapi karena pemikiran kami anak sebesar odi belum perlu.... maka kita cari cara lain membujuknya untuk tidak meminta Hp....

Jadilah Stick PS-2 yang kami belikan... karena kami melihat Stick PS-2nya sudah pada hancur.... yach kita belikan aza sepasang....

Tanggal 1 kami pergi ke junction Cibubur mencari Stick PS yang kebetulan Odi minta dibelikan Sepatu dan Tas pada Eyangnya..... sekalian jalan maksudnya.

Tapi kenapa kock disana malah Ga ada dech....

Sepanjang jalan Pulang Odi selalu merengek.... kami jadi malu....

Sampai dirumah Odi tetap ngambek.... sampai Amarah-ku memuncak... karena ga bisa nahan lagi.... dan akhirnya dengan ditemani Motor kesayangan disertai lebatnya hujan aku pergi meluncur ke Ekalokasari Mall dibogor.....

Sepanjang jalan aku berfikir..... kenapa aku harus marah seperti itu ke Odi.....

sampailah aku di Eka lokasari..... langsung menuju ke LT-3 dan membeli Stick PS....

Aku langsung meluncur pulang ke rumah walau hujan semakin deras.....
sesampai dirumah Odi telah menunggu....... Dia langsung mencoba memeluk-ku... sambil aku serahkan sepasang Stick PS yang dia minta.

Setelah bersih-bersih aku coba berbicara kepadanya.... Papi bukan Tukang Bohong..... Dia kemudian minta maaf dan berkata... waktu papi mau pergi sebetulnya aku gak mau.... Karena sedang hujan...
Aku bilang kepadanya.... Papi akan melakukan apapun untuk keluarga ini... walau nyawa taruhannya...

Odi menangis mendengarnya... sambil memelukku dan meminta maaf... akupun terharu dan hilanglah seluruh perasaan marah didalam dada.

Aku menyadari anak sekecil itu belum dapat memilah baik dan buruknya sesuatu..... tetapi aku yakin... Mazz odi mengerti karena memang dia lebih dewasa dibanding Umurnya

Untuk Mu Mazz Odi... Selamat Ulang Tahun.. Semoga Alloh selalu memberikan Rahmat kepadamu.... dan segala Cita-citamu tercapai....

Papi akan selalu sayang kepada Mu

Jangan Nakal yach... jadilah Anak yang Sholeh